Warga Bugistua Blok Salamdarma Tuntut Perbaikan Jembatan dan Jalan Rusak Akibat Armada PT Nindya Karya

Indramayu, Pillardemokrasi.com – Ratusan warga Desa Bugistua, Blok Salamdarma, Kecamatan Anjatan, Indramayu, menggelar aksi unjuk rasa di Bendungan Salamdarma, Sabtu, (04/01/2025). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap PT Nindya Karya yang dinilai bertanggung jawab atas kerusakan jembatan dan jalan di wilayah tersebut.

Jembatan yang menjadi penghubung utama antara Desa Bugistua, Kecamatan Anjatan, Indramayu, dan Desa Kiarasari, Kecamatan Compreng, Subang, menjadi salah satu sorotan utama aksi. Warga menyebut kondisi jembatan yang sudah tua, peninggalan zaman Belanda, kini semakin memprihatinkan akibat lalu lintas armada berat milik PT Nindya Karya.

Samad mengatakan bahwa kondisi jembatan saat ini sangat memprihatinkan dan membahayakan masyarakat, khususnya pengendara sepeda motor. “Masyarakat sudah geram dengan kondisi jembatan yang penuh lubang dan semakin parah karena dilalui armada PT Nindya Karya. Ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga keselamatan,” ujarnya.

Menurutnya, selain jembatan yang rusak, jalan di sekitar wilayah Salamdarma juga turut terdampak oleh hilir mudik alat berat perusahaan tersebut. Bahkan, beberapa rumah warga yang berada di dekat jalur armada PT Nindya Karya dilaporkan mengalami kerusakan akibat getaran dari kendaraan berat.

Tuntutan Warga: Perbaikan dan Kompensasi

Dalam aksinya, warga menyampaikan beberapa tuntutan kepada PT Nindya Karya. Mereka meminta perusahaan segera:

1. Memperbaiki jembatan Salamdarma penghubung kabupaten Indramayu Subang, agar aman dilalui masyarakat.

2. Memperbaiki jalan yang rusak akibat aktivitas armada berat perusahaan.

3. Memperbaiki tanggul yang dilalui alat berat.

4. Memberikan kompensasi kepada masyarakat.

“Kami tidak ingin aksi ini berlangsung terus-menerus. Jika tidak ada tindakan nyata dari PT Nindya Karya, kami akan kembali menggelar aksi yang lebih besar,” ucapnya.

Aksi unjuk rasa yang berlangsung damai ini mendapatkan pengawalan ketat dari Polsek Anjatan, Koramil Anjatan, Polsek Compreng, dan Koramil Compreng. Kapolsek Anjatan, AKP. H.Rasita,SH, mengungkapkan bahwa pihaknya memastikan aksi berjalan tertib tanpa adanya insiden yang mengganggu ketertiban umum.

“Kami hadir untuk menjaga situasi tetap kondusif dan mengawal aspirasi masyarakat agar dapat disampaikan dengan baik,” kata Kapolsek Anjatan.

Perwakilan dari masyarakat dan kordinator aksi sedang mediasi dengan PT Nindya Karya terkait tuntutan warga. Masyarakat berharap pihak perusahaan segera merespons keluhan ini untuk mencegah terjadinya konflik lebih lanjut.

Kerusakan infrastruktur akibat aktivitas industri memang sering menjadi sorotan, terutama di wilayah pedesaan yang infrastrukturnya belum memadai. Warga Salamdarma berharap kasus ini dapat menjadi perhatian pemerintah daerah dan perusahaan terkait untuk segera mencari solusi yang saling menguntungkan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *