Warga Lakukan Orasi di Pintu Gerbang PT Nindya Karya

Indramayu, Pillardemokrasi.com – Ratusan warga Desa Bugistua, Blok Salamdarma, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, melakukan aksi protes di depan kantor PT Nindya Karya pada Sabtu (04/01/2025). Mereka mendesak pihak perusahaan bertanggung jawab atas kerusakan jembatan dan jalan di wilayah tersebut yang dianggap diakibatkan oleh aktivitas proyek perusahaan.

Aksi dimulai sejak pukul 09.00 WIB dengan orasi yang menggema di samping jembatan yang rusak, Massa menuntut transparansi hasil mediasi yang dilakukan oleh perwakilan warga dengan pihak perusahaan. Sebanyak 14 perwakilan masyarakat, termasuk Rohman, Rusyadi, Daryadi, Daryo, Darsono, Rotin, Agus Yusuf, Suryanto, Ida, Abimanyu, Oche Angryawan, Suyadi AM, Syahram, dan Cita. S., menghadiri audiensi dengan manajemen PT Nindya Karya di Direksi Salamdarma.

Protes ini berakar dari kerusakan infrastruktur yang dianggap memperburuk mobilitas warga dan meningkatkan risiko banjir. Setelah mediasi berlangsung selama lebih dari satu jam, perwakilan warga, Abi Mayu, akhirnya membacakan poin-poin kesepakatan yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil rapat, beberapa poin kesepakatan yang tercapai adalah:

1. Perbaikan Jembatan: Warga meminta pihak berwenang segera memperbaiki jembatan. Selama proses perbaikan belum dilakukan, proyek PT Nindya Karya akan dihentikan untuk menjaga kondusivitas wilayah.

2. Tanggul Pengamanan: PT Nindya Karya diminta membangun tanggul pengamanan di area hulu Sungai Cipunagara guna mencegah luapan air ke permukiman warga saat debit sungai naik.

3. Perbaikan Jalan: Perbaikan permanen jalan yang rusak di sekitar lokasi proyek menjadi tuntutan utama warga. Sementara itu, PT Nindya Karya sepakat untuk melakukan perbaikan sementara dengan menambal jalan berlubang menggunakan material bekas bongkaran jalan.

4. Jaminan Kondusivitas: Warga sepakat menjaga situasi tetap kondusif selama pelaksanaan proyek berlangsung.

5. Surat Permohonan: Kepala dusun akan mengajukan surat resmi kepada pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum untuk mengupayakan perbaikan permanen jalan dan jembatan.

Setelah poin-poin kesepakatan disampaikan kepada massa, aksi yang semula berlangsung penuh semangat mulai mereda. Pukul 10.55 WIB, massa secara perlahan membubarkan diri dan kembali ke rumah masing-masing.

Menurut salah satu perwakilan warga, Rohman, kesepakatan tersebut diharapkan menjadi langkah awal bagi PT Nindya Karya untuk bertindak lebih tanggap terhadap dampak sosial proyek yang mereka lakukan. “Kami hanya ingin hak kami sebagai warga terpenuhi. Infrastruktur yang baik adalah kunci bagi kesejahteraan kami,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan PT Nindya Karya menyatakan komitmennya untuk memenuhi poin-poin yang telah disepakati. “Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk segera menyelesaikan masalah ini. Kepentingan masyarakat adalah prioritas kami,” ucap salah satu pejabat perusahaan yang enggan disebutkan namanya.

Kerusakan jalan dan jembatan di Desa Bugistua telah lama menjadi keluhan masyarakat. Jalan berlubang, jembatan yang nyaris ambruk, dan minimnya tanggul pengaman di sekitar Sungai Cipunagara menjadi ancaman nyata bagi aktivitas sehari-hari warga.

Dengan adanya kesepakatan ini, warga berharap masalah infrastruktur dapat segera diselesaikan dan aktivitas masyarakat dapat kembali normal. “Kami akan terus mengawal proses ini agar tidak hanya sekadar janji,” tegas Abimanyu.

Aksi damai ini menjadi pengingat pentingnya tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar proyek. Warga berharap kasus serupa tidak terulang kembali di masa mendatang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *