Aliansi Petani dari 6 Kecamatan di Indramayu Tuntut Kelancaran Air untuk Pasca Tanam 2024

Indramayu, pillardemokrasi.com – Aliansi petani yang terdiri dari KTNA, Gapoktan, GP3A, P3A, dan Poktan dari enam kecamatan di Kabupaten Indramayu—Anjatan, Patrol, Sukra, Bongas, Gabus, dan Kandanghaur—menggelar aksi damai, Jumat (27/12/2024). Aksi tersebut di lokasi pekerjaan PT Nindya Karya, perusahaan yang sedang mengerjakan proyek saluran irigasi di wilayah tersebut.

Menurut Koordinator Aksi, Rusgani, para petani sudah terlalu lama bersabar menunggu perbaikan pasokan air untuk lahan sawah mereka. “Kerugian sudah jelas di depan mata. Banyak pesawahan yang kekurangan air, bahkan ada yang tidak kebagian sama sekali. Ini sangat merugikan petani,” ujarnya saat berorasi di lokasi aksi.

Aksi tersebut merupakan bentuk protes atas lambatnya distribusi air ke lahan sawah, yang menjadi kebutuhan mendesak para petani untuk mengelola tanaman pasca tanam pada tahun 2024. Kondisi ini, jika tidak segera diatasi, berpotensi menyebabkan kerugian besar seperti yang terjadi pada tahun sebelumnya.

Waryono, Wakil Ketua KTNA Indramayu, menegaskan bahwa pihaknya mendesak PT Nindya Karya sebagai pelaksana proyek irigasi untuk segera mengambil langkah konkret guna mengatasi permasalahan ini. “Kami meminta mereka untuk memberikan solusi cepat. Jangan sampai petani terus mengalami kerugian seperti tahun kemarin. Proyek ini harus benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat,” tegas Waryono.

Proyek irigasi yang sedang dikerjakan PT Nindya Karya memang menjadi harapan besar bagi petani di enam kecamatan tersebut. Namun, lambatnya penyelesaian proyek membuat aliansi petani merasa kecewa dan terpaksa melakukan aksi untuk memastikan hak mereka terpenuhi.

Dalam aksi tersebut, perwakilan petani diterima oleh pihak PT Nindya Karya untuk berdiskusi mencari solusi. Setelah pembahasan yang cukup panjang, PT Nindya Karya menyetujui untuk membuka tiga pintu saluran air mulai awal Januari 2025. Pembukaan saluran tersebut diharapkan mampu menghasilkan debit air sebesar 22 meter kubik per detik, yang diharapkan cukup untuk mengairi lahan sawah para petani hingga musim tanam gaduh selesai.

Keputusan ini disambut baik oleh para petani, meskipun mereka tetap akan mengawasi realisasi janji tersebut. “Kami menghargai langkah ini, tapi kami juga akan terus memantau agar implementasinya berjalan sesuai kesepakatan. Jangan hanya janji di atas kertas,” tambah Rusgani.

Kondisi kekurangan air di lahan pertanian bukan hanya menyebabkan kerugian ekonomi bagi petani, tetapi juga berdampak pada produksi pangan daerah. Dengan luas lahan pertanian yang cukup signifikan di enam kecamatan tersebut, kelancaran pasokan air menjadi faktor utama keberhasilan panen.

Seorang petani dari Kecamatan Bongas, Sutarman, mengungkapkan bahwa musim tanam sebelumnya merupakan salah satu yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir. “Tahun kemarin kami sudah rugi besar karena air tidak mencukupi. Kalau tahun ini terjadi lagi, entah bagaimana nasib kami,” katanya dengan nada prihatin.

Aksi ini mencerminkan harapan besar para petani terhadap pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk lebih serius dalam menangani masalah irigasi. Mereka berharap kehadiran proyek irigasi yang dikerjakan PT Nindya Karya benar-benar memberikan solusi yang berkelanjutan.

“Proyek ini harus segera rampung, dan pasokan air harus lancar. Tidak hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk masa depan. Kami ingin pemerintah memastikan semua pihak terkait bekerja dengan baik,” ujar Waryono.

Para petani juga mengusulkan agar pemerintah daerah dan instansi terkait membangun sistem irigasi yang lebih terintegrasi. Selain itu, mereka meminta adanya pemantauan yang ketat terhadap proyek-proyek irigasi agar tidak ada penundaan yang merugikan masyarakat.

Aksi ini diakhiri dengan doa bersama dan harapan agar masalah irigasi di wilayah tersebut segera terselesaikan. “Kami hanya ingin keadilan. Air adalah kebutuhan dasar kami sebagai petani. Jangan sampai hak kami diabaikan,” tutup Rusgani.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *