Karnaval Ogoh-Ogoh: Menjaga Tradisi, Menghidupkan Kreasi Seni di Indramayu

Indramayu, pillardemokrasi.com – Masyarakat di dua desa, Gadingan dan Mekar Gading kecamatan sliyeg tumpah ruah di jalanan pada hari Rabu, 23 Oktober 2024, mengikuti Karnaval Ogoh-Ogoh dan parade sound system dalam rangka memperingati Haul Mbah Buyut Gading. Acara yang digelar di desa Gadingan kecamatan Sliyeg, Indramayu ini menarik ribuan warga untuk menyaksikan kreasi seni budaya yang tak hanya menggugah hati, tetapi juga mempertahankan warisan leluhur.

Pesta budaya ini bukan sekadar hiburan bagi masyarakat, melainkan juga bentuk nyata dari pelestarian tradisi yang sudah mengakar. Warga Gadingan dan Mekar Gading menunjukkan antusiasme tinggi dalam berkolaborasi untuk menghasilkan penampilan terbaik pada karnaval tersebut. Ogoh-Ogoh, patung besar yang biasanya menyerupai makhluk mitologi atau monster raksasa, menjadi pusat perhatian dalam acara ini.

Bacaan Lainnya

Karnaval ini bukan hanya ajang untuk menunjukkan kreativitas, tetapi juga sebagai simbol penyatuan masyarakat di dua desa tersebut. Sepanjang rute karnaval yang membentang hingga belasan kilometer, warga menyaksikan parade Ogoh-Ogoh yang diarak menyerupai kereta api panjang yang tak pernah putus dari “gerbong” manusia. Setiap Ogoh-Ogoh yang ditampilkan memiliki ciri khas tersendiri, mulai dari desain hingga teknik pembuatannya, mencerminkan kearifan lokal dan kemampuan seni warga.

Masyarakat dari berbagai kalangan terlihat bersuka cita sepanjang jalan yang dilalui oleh pawai. Sejumlah Ogoh-Ogoh dengan berbagai ukuran dan karakter diarak dengan penuh semangat oleh para pemuda desa, sementara suara dentuman dari sound system yang megah menjadi pengiring yang menambah semarak suasana. Bunyi yang menggema ini menambah daya tarik dan memeriahkan karnaval, menciptakan perpaduan antara tradisi dan teknologi modern yang mengesankan.

“Ini adalah momen yang kami tunggu-tunggu setiap tahunnya. Karnaval Ogoh-Ogoh bukan hanya sekadar perayaan, tapi juga momentum penting untuk melestarikan budaya dan mempererat tali persaudaraan antar warga desa,” ujar salah satu peserta karnaval, Budi Santoso, yang ikut serta dalam pembuatan Ogoh-Ogoh dari Desa Gadingan.

Rute karnaval yang membentang dari Desa Gadingan hingga Mekar Gading memang membuat beberapa titik jalan menjadi macet. Namun, hal ini tidak menyurutkan antusiasme warga yang ingin menyaksikan langsung kemegahan pawai. Sejak pagi buta, warga sudah mulai memadati pinggir jalan untuk mendapatkan posisi terbaik dalam menyaksikan arak-arakan Ogoh-Ogoh. Puncak keramaian terjadi sekitar pukul 8 hingga 9 pagi, di mana ribuan orang berkumpul di sepanjang jalan yang dilalui pawai, membuat suasana semakin meriah.

Setelah pawai usai, arus lalu lintas di sekitar jalan Gadingan dan Mekar Gading kembali normal. Namun, kesan mendalam dari karnaval tersebut masih tertinggal di benak warga. Para peserta maupun penonton sama-sama merasakan kebanggaan telah terlibat dalam acara budaya yang spektakuler ini.

Karnaval Ogoh-Ogoh di Sliyeg, Indramayu, ini tak hanya menjadi ajang untuk menjaga tradisi, tetapi juga sebagai panggung bagi kreativitas seni warga setempat. Kolaborasi antara Desa Gadingan dan Mekar Gading membuktikan bahwa budaya bisa menjadi alat pemersatu yang kuat di tengah perkembangan zaman. Acara ini juga menjadi pengingat bahwa pelestarian adat istiadat tidak hanya terletak pada upacara-upacara seremonial, tetapi juga pada keterlibatan aktif masyarakat dalam merawat dan menghidupkan kembali tradisi tersebut di tengah arus modernitas.

Dengan karnaval yang berhasil menarik perhatian ribuan warga, acara tahunan ini diharapkan bisa terus berlanjut dan semakin memperkokoh jalinan kebudayaan serta persaudaraan di antara warga Desa Gadingan dan Mekar Gading. Karnaval Ogoh-Ogoh telah menjadi saksi bisu perjalanan budaya yang terus berkembang, tetap lestari, dan semakin dinamis di era sekarang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *