Indramayu, pillardemokrasi.com – Jalan Raya Desa Wanguk, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, menjadi saksi bisu dari sebuah kecelakaan maut yang merenggut nyawa seorang pelajar muda pada Senin malam, 14 Oktober 2024. Sekitar pukul 19.00 WIB, sebuah kecelakaan tragis melibatkan sepeda motor dan mobil pickup, merenggut nyawa Ibnu Hafidt Alsalam, seorang pelajar SMK Al-Huda.
Ibnu, seorang remaja berusia 18 tahun, mengendarai sepeda motor Honda Suzuki Smash tanpa nomor polisi, melintas di jalan yang cukup padat malam itu. Mobil pickup Suzuki SS Futura berwarna hitam dengan nomor polisi D 8231 YK, dikemudikan oleh Agung Juhaeri (19), berhenti di pinggir jalan. Insiden ini bermula ketika Ibnu mencoba menyalip kendaraan yang ada di depannya, tetapi upaya itu berakhir tragis.
Saat hendak menyalip, dari arah berlawanan melaju kendaraan lain, memaksa Ibnu menghindar. Sayangnya, dalam kepanikan, motornya mengenai spion mobil pickup yang sedang berhenti. Tabrakan itu menyebabkan Ibnu terlempar dari sepeda motornya dan terjatuh dengan keras di aspal. Cedera parah di bagian kepala membuat nyawanya tak tertolong. Ibnu dinyatakan meninggal dunia di tempat oleh tim medis yang segera tiba di lokasi.
Kecelakaan di jalan raya adalah hal yang sangat sering terjadi di Indonesia. Namun, setiap kecelakaan selalu meninggalkan duka yang mendalam, terutama bagi mereka yang kehilangan orang terkasih secara tiba-tiba. Ibnu, seorang pelajar yang baru saja menginjak usia dewasa, harus menghadapi akhir hidupnya di jalan yang seharusnya bisa dihindari. Kehidupannya yang penuh harapan dan impian pupus di tengah aspal yang dingin.
Kehilangan ini tentu menjadi pukulan berat bagi keluarga dan teman-temannya. Ibnu dikenal sebagai siswa yang aktif dan rajin di sekolah. Pagi harinya, ia mungkin masih bercanda dan belajar di kelas bersama teman-temannya, namun pada malam yang sama, mereka harus menerima kenyataan pahit bahwa Ibnu telah tiada.
Bagi masyarakat sekitar, kecelakaan ini menjadi pengingat keras akan pentingnya kehati-hatian dalam berkendara. Jalan Raya Wanguk, meskipun cukup luas dan lurus, sering kali menjadi lokasi kecelakaan lalu lintas. Banyak pengendara yang terjebak dalam kecepatan atau kelalaian sehingga membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Agung Juhaeri, pengemudi mobil pickup, dan dua penumpangnya, Nuranto dan Feri Hendriayana, semuanya berusia sekitar 20 tahun, selamat dalam kecelakaan ini. Meski mereka mengalami luka-luka, kondisi mereka dipastikan tidak mengancam nyawa. Agung mengaku kaget saat tiba-tiba mendengar benturan dari arah belakang mobilnya, hanya untuk mendapati bahwa pengendara sepeda motor telah terlempar dari kendaraannya setelah mengenai spion mobil pickup.
Kepada polisi, Agung menjelaskan bahwa dia sedang berhenti di pinggir jalan setelah menyalip sebuah kendaraan yang tidak dikenal. “Saya tidak menyangka akan ada motor yang datang dari belakang dan mengenai spion. Semuanya terjadi begitu cepat,” katanya. Mobil pickup yang ia kemudikan membawa muatan ayam potong yang hendak diantarkan ke pasar di daerah Anjatan.
Begitu laporan kecelakaan masuk, pihak kepolisian dari Polsek Anjatan segera mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Para petugas yang dipimpin oleh Aipda Ato dan Aipda Diki Hendrian langsung melakukan penanganan pertama di lokasi. Mereka mengevakuasi korban, mendata saksi-saksi, serta mengamankan barang bukti.
Jenazah Ibnu langsung dibawa ke RS Al-Irshad Haurgeulis untuk proses lebih lanjut. Sementara itu, mobil pickup yang terlibat dalam kecelakaan ini diamankan sebagai barang bukti. Polisi juga sedang mencari informasi mengenai kendaraan lain yang disebut-sebut sempat terlibat dalam kejadian ini namun tidak diketahui identitasnya.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki lebih lanjut penyebab kecelakaan tersebut. Ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan kecelakaan, termasuk kesalahan dalam memperhitungkan jarak saat menyalip dan kondisi jalan saat kejadian. Jalan Raya Wanguk sendiri terbilang cukup lurus, dan saat kecelakaan terjadi, cuaca dalam keadaan cerah. Namun, meski jalan terlihat aman, kecelakaan bisa terjadi kapan saja jika pengendara tidak berhati-hati.
“Kami masih akan mengumpulkan keterangan dari para saksi dan meneliti lebih lanjut kronologi kecelakaan. Saat ini kami menduga kecelakaan terjadi karena kesalahan dalam manuver menyalip,” ungkap Aipda Ato, salah satu petugas yang menangani kasus ini.
Sementara itu, keluarga Ibnu Hafidt Alsalam harus menerima kenyataan pahit atas kehilangan anak mereka yang meninggal dalam usia yang sangat muda. Kecelakaan ini menjadi pelajaran penting bagi semua pengguna jalan, terutama mereka yang sering kali tidak memikirkan risiko saat berkendara dengan cepat atau menyalip di lokasi yang tidak aman.
Tragedi ini menambah daftar panjang kecelakaan lalu lintas di Indonesia, khususnya di daerah pedesaan yang sering kali diabaikan soal keselamatan lalu lintasnya. Harapan ke depannya, para pengendara lebih waspada dan berhati-hati saat melintas di jalan raya, agar tak ada lagi nyawa yang melayang sia-sia di aspal.