Indramayu, pillardemokrasi.com – Tradisi Sedekah Bumi dan Mapag Sri di Desa Karanglayung, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, berlangsung semarak. Rangkaian kegiatan penuh warna ini menggambarkan semangat gotong royong dan kreativitas warga dalam memanfaatkan hasil bumi. Puncak acara digelar pada Rabu (18/12/2024) dengan karnaval meriah yang melibatkan warga dari berbagai kalangan.
Kuwu Desa Karanglayung, H. Kasmana, menyampaikan bahwa Sedekah Bumi kali ini dimeriahkan dengan lomba karnaval bertema hiasan hasil bumi. Peserta yang tampil paling kreatif berkesempatan mendapatkan hadiah sebagai apresiasi atas upaya dan inovasi mereka.
“Lomba karnaval ini melibatkan seluruh RT dan RW. Pesertanya mulai dari anak-anak hingga masyarakat umum. Mereka menampilkan kostum unik yang dihias menggunakan hasil bumi seperti buah, sayur, dan tanaman lokal,” kata H. Kasmana.
Kreasi Unik Warga dalam Karnaval Hasil Bumi
Karnaval ini diikuti ratusan warga dari berbagai RT dan RW. Berbagai busana tradisional, kostum unik bertema alam, serta pakaian yang dihiasi hasil bumi menjadi daya tarik utama. Buah-buahan, sayuran, dan hasil panen lainnya disulap menjadi hiasan kendaraan, kostum, dan alat peraga.
Sorak-sorai warga mengiringi iring-iringan karnaval yang melintasi jalan utama desa. Kemeriahan semakin terasa dengan kehadiran Kuwu H. Kasmana yang berbaur di tengah rombongan dengan menaiki sepeda. Aksi ini menjadi simbol sinergi dan kebersamaan antara pemerintah desa dan warganya.
“Melalui karnaval ini, kami ingin mengingatkan masyarakat bahwa hasil bumi adalah anugerah Tuhan yang harus disyukuri. Selain bersenang-senang, kegiatan ini juga mengajarkan pentingnya menjaga alam,” ujar H. Kasmana.
Wayang Kulit Semalam Suntuk, Hiburan Bernilai Budaya
Tak hanya karnaval, kemeriahan Sedekah Bumi di Desa Karanglayung juga diramaikan dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Pagelaran ini digelar di halaman kantor desa dengan menghadirkan dalang kenamaan, H. Anom Suwarno, dari Cipaat Bongas.
Pagelaran wayang kulit menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi generasi tua yang masih menjunjung tinggi seni tradisi. Cerita-cerita yang dibawakan dalang sarat dengan pesan moral dan nilai kehidupan.
“Wayang kulit semalam suntuk ini bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga upaya melestarikan seni tradisi. Kami berharap generasi muda semakin mencintai kesenian warisan leluhur ini,” ujar Karim, tokoh masyarakat setempat.
Suasana desa terasa syahdu, Warga dari berbagai kalangan berkumpul menikmati pertunjukan wayang. Anak-anak tampak antusias, sementara para sesepuh duduk khidmat menikmati kisah yang dibawakan sang dalang.
Momentum Kebersamaan dan Penguatan Tradisi
Tradisi Sedekah Bumi dan Mapag Sri di Desa Karanglayung memiliki makna mendalam. Selain sebagai wujud syukur atas hasil panen yang melimpah, kegiatan ini juga menjadi momen memperkuat solidaritas warga. Setiap rangkaian acara menggambarkan kerja sama, kreativitas, dan kebersamaan yang erat.
“Acara ini bukan sekadar hiburan, tapi juga refleksi dan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Dengan bersedekah kepada bumi, kami berharap panen ke depan semakin melimpah, dan desa kami semakin makmur,” ujar Karim sambil menikmati pertunjukan wayang.
Dengan partisipasi aktif warga dan dukungan penuh dari pemerintah desa, Sedekah Bumi Desa Karanglayung semakin memperkuat identitas budaya lokal. Melalui kegiatan ini, masyarakat diajak menjaga tradisi leluhur sekaligus melestarikan seni dan budaya warisan nenek moyang.